Berkhidmah Adalah Barokah: Wejangan Kyai Syahirul Alim, S.Ag., Al-Hafidz kepada Santri Itqan Al-Qur’an Al-Salmaniyah Boyolali

Di tengah suasana pesantren yang penuh keberkahan, Kyai Syahirul Alim, S.Ag., Al-Hafidz memberikan sebuah nasihat yang menyentuh hati kepada para santri Itqan Al-Qur’an Al-Salmaniyah Boyolali. Dalam tausiyahnya, beliau menekankan pentingnya khidmah—pelayanan dan pengabdian—sebagai jalan utama untuk meraih keberkahan hidup.

Satu kalimat yang menjadi inti dari nasihat tersebut adalah:

“الخدمة بركة” – Berkhidmah adalah barokah.

Kalimat singkat namun sarat makna ini bukan hanya sekadar ungkapan, melainkan pedoman hidup yang telah terbukti ampuh mengantarkan para santri dan pencari ilmu menuju ridha Allah serta kemuliaan di tengah masyarakat.

Khidmah: Jalan Menuju Keberkahan

Menurut Kyai Syahirul Alim, salah satu cara paling mabagi para santri untuk meraih keberkahan hidup adalah dengan berkhidmah di lingkungan pesantren—baik kepada Kyai, para asatidz, maupun jamaah. Pelayanan ini bukan sekadar pekerjaan fisik, melainkan latihan rohani yang melatih keikhlasan, tawadhu’, dan kesabaran.

Dengan melayani para guru dan lingkungan pesantren, para santri tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keberkahan yang tidak bisa diukur secara materi. Inilah yang membedakan pendidikan pesantren dari pendidikan formal biasa—ada unsur keberkahan dan nilai spiritual dalam setiap amal.

Latihan Khidmah Sebelum Terjun ke Masyarakat

Khidmah di pesantren juga merupakan persiapan penting sebelum para santri terjun ke masyarakat. Saat kembali ke kampung halaman atau ditugaskan di berbagai tempat, santri yang terbiasa melayani akan dengan mudah menjalankan khidmah kepada masyarakatnya.

Kyai Syahirul Alim menegaskan bahwa santri bukan hanya pencari ilmu, tapi juga calon pelayan umat. Dengan bekal pengalaman khidmah di pesantren, para santri diharapkan menjadi pribadi yang ringan tangan, peka terhadap kebutuhan masyarakat, dan siap memberi kontribusi nyata.

“من خدم خدم” – Siapa yang Melayani, Akan Dilayani

Dalam akhir nasihatnya, beliau mengutip sebuah pepatah Arab:

“من خدم خدم” – Barang siapa melayani, maka ia akan dilayani.

Ungkapan ini menegaskan hukum timbal balik dalam kehidupan. Siapa yang tulus melayani, niscaya akan mendapatkan pelayanan dan pertolongan di kemudian hari—baik dari sesama manusia maupun dari Allah SWT.

Penutup

Nasihat Kyai Syahirul Alim ini mengingatkan kita semua, khususnya para santri, bahwa khidmah bukanlah beban, melainkan anugerah. Ia adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, menumbuhkan akhlak mulia, dan membuka pintu-pintu keberkahan yang tak terduga.

Semoga semangat khidmah ini terus hidup di hati para santri, menjadi penerang jalan hidup, dan membawa manfaat besar ketika mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat.